Selasa, 08 April 2014

Suasana kelas sudah sangat sepi. Hanya tinggal ia yang berada didalam kelas. “Akhirnya tugas kelar.. nugas dikelas enak, darpada dirumah bawaannya males…” ucap Rangga dengan lirih, sambil memasukan buku dan ballpointnya kedalam tas. Rangga berjalan perlahan keluar dari kelasnya. Ketika ia melewati ruangan kelas yang bersebelahan dengan kelasnya, ia mendapati seorang gadis yang sedang duduk didalam kelas yang sudah terlihat sepi. Rangga menghentikan langkahnya. Ia berjalan mundur tiga langkah dari tempatnya berdiri. Matanya menatap menerobos kesela-sela jendela. Didapatinya gadis dengan sebuah notebook dihadapannya, dan beberapa cokelat yang berserakan dimeja. Dari jauh Rangga terus memperhatikan gadis itu. Sesekali gadis itu mulai memasukan butir cokelat kedalam mulutnya, dan mengunyahnya dengan gerakan santai. Belakangan ini Rangga memang sering memperhatikan gadis yang bernama ‘Dini’ itu. Dini adalah gadis misterius. Menurutnya. Rangga sering melihat Dini duduk termangu disuatu tempat sendirian. Jarang sekali Dini terlihat keluar dari kelasnya, untuk sekedar mengobrol atau pergi kekantin. Dini tidak terlihat seperti lazimnya mahasiswa/i lainnya. Rasa penasaran Rangga terus memacu keinginannya untuk kenal lebih dekat. Dini menoleh kearah Rangga. Ia terlihat gelagapan. Dengan gerakan cepat, ia menutup notebooknya dan memasukan beberapa sisa cokelat kedalam saku bajunya, Dini berjalan dengan langkah cepat keluar dari kelasnya, kepalanya tertunduk. Ia berlalu di depan Rangga yang masih berdiri mematung memandanginya. Rangga terlihat heran, dan menggelengkan kepalanya perlahan. ∞∞∞ Matahari sudah mulai tenggelam. Rangga berjalan mengelilingi taman yang tidak jauh dari rumahnya. Disebuah bangku taman, ia melihat seorang gadis yang sedang duduk disana. Dari jauh Rangga memandangi gadis itu, dengan tatapan menyalidik. Semakin dekat wajahnya terlihat femilier. Rangga terus berjalan perlahan menghampiri gadis itu. Matanya dan mata Dini bertemu dan saling bertatapan. Dini mengerjap. Ia langsung bangkit dari duduknya dan membalikan badannya. Lalu berjalan cepat menjauhi Rangga. Dahi Rangga berkerut, wajahnya terlihat heran. “Tunggu…!” Spontan Rangga memanggil, dan tergopoh-gopoh menyusul Dini. Dini menghentikan langkahnya. “Ada apa?” sahut Dini dengan nada lirih. Baru kali pertamanya Rangga bertatapan langsung dengan Dini dengan jarak sangat dekat. Dan baru sekarang Rangga mendengar gadis itu berbicara. Melihat dari jarak dekat, Rangga tidak menyangka ternyata Dini terlihat jauh lebih manis. “Aku boleh minta waktu kamu buat nemenin aku ngobrol dibangku taman? Klau kamu gabisa juga ga masalah” jawab Rangga, Dini hanya membalas dengan tersenyum dan mengangguk kecil. Mereka beriringan berjalan menuju bangku yang ditempati Dini, tadi. Dari pertemuan itu, Rangga dan Dini semakin hari semakin dekat. Hanya kepada Rangga gadis itu mau berbicara, bahkan ia tidak pernah dekat dengan siapapun seperti kedekatan ia dengan Rangga. Rangga belum mengetahui penyebab kemisteriusan gadis itu. ∞∞∞ Sebulan berlalu. Kini kedekatan mereka tidak lagi dikatakan hanya sebatas ‘teman’. Bermula dari seringnya mereka bertemu pada jam setelah selesai kuliah, hingga bertemu ditaman pada sore tertentu. Setiap kali bertemu itu juga Rangga sengaja selalu membawakan cokelat untuk Dini. Setiap menerima cokelat yang diberikan Rangga, wajah Dini selalu terlihat ceria. Suatu hari Rangga mengutarakan isi hatinya kepada Dini. Rangga meminta Dini untuk menjadi pendamping hidupnya. Dengan sangat bahagya, Dini pun bersedia untuk menjadi kekasih Rangga. Hubungan merekapun berjalan dengan sangat baik. Begitu Rangga sangat menyayangi Dini, begitupun dengan Dini. ∞∞∞ Hari berlalu begitu cepat. Hari ini merupakan hari yang sangat ditunggu- tunggu oleh Rangga dan Dini. Dimana pada hari ini hubungan mereka tepat menginjak satu tahun. Pada malam sebelumnya. Rangga dan Dini bertemu ditaman seperti biasanya. Mereka juga duduk dibangku yang biasa mereka tempati. Dini menyandarkan kepalanya dibahu Rangga. “Besok.. aku tidak ingin membuatmu kecewa.. aku ingin memberikan hadiah anniv sesuai yang kamu mau…” ucap Rangga sambil menoleh, dan tersenyum kearah Dini. “Aku hanya ingin kamu mengirimkan balasan ‘surat cinta’ untuk ‘surat cinta’ yang akan aku berikan besok untukmu…” Sahut Dini yakin. Matanya berbinar-binar memandang kearah Rangga. Mata Rangga terbelalak tak percaya. Dini memang gadis yang sangat berbeda dengan gadis lainnya, untuk hari anniv saja ia hanya menginginkan selembar ‘surat cinta’. Fikirnya. “Itu saja?” Tanya Rangga. Dini membalas dengan mengangguk yakin. ∞∞∞ “Selamat hari satu tahun untuk hubungan kita. Aku yakin tuhan menyayangi dan memberkati hubungan kita, sehingga kita bisa menjalani perjalan panjang ini. Many thanks for god Hari-hari ku indah… hari- hariku cerah… Tuhan telah mengirimkan kamu.. pria sempurna untuk hidupku… untuk melengkapi kekuranganku… Hadirmu mampu membuat rasa sakitku hilang.. dunia yang sempat kupandang tak berarti kini mulai menjadi sangat berarti semenjak kehadiranmu.. Disampingmu… Tak kurasakan lagi rasa sakit akibat penyakit yang terus menggerogoti setiap waktu dan harinya….. kini aku tak pernah lagi mengeluhkan rasa sakitnya.. karna aku telah menemukan rasa bahagya yang melebihi rasa sakit ini ketika aku berada disampingmu… Terimakasih Rangga kamu telah membrerikan arti sebuah kehidupan… dan maafkan aku, jika selama ini aku bungkam dengan penyakit yang aku derita. Aku tidak mau.. rasa sayangmu berubah menjadi rasa iba untukku… aku ingin dipandang sebagai gadis yang sehat, dan hidup lazimnya gadis lain yang hidup tanpa merasakan sakitnya seorang penderita kanker tulang belakang seperti aku ini….. Maaf jika keegoisanku utuk memilikimu membuatmu merasakan sakit jika kehilangan aku nantinya… aku tak mampu menolak kedatanganmu dengan membawa kasih sayang yang terlalu besar untuku.. begitu juga dengan aku yang tak mampu berbohong atas perasaan aku untukmu…. Sekarang aku sudah tidak lagi membutuhkan cokelat untuk membuat hari-hariku terasa manis.. kamu sudah mampu menggantikannya.. bahkan lebih dari itu…. Selama ini aku mampu bertahan hidup, dan masih bisa menopangkan kakiku disini hanya karena kekuatan dari tuhan, ibu, dan kamu… tapi aku tidak akan bisa melarang tuhan jika suatu saat memanggilku untuk berada disampingNya….. Jaga ibuku…… Terimakasih untuk hari indah bersamamu….. I love you more… From : Dini” “Mendapatimu tergeletak ditempat tidur, dengan tangan menggenggam sebuah surat cinta.. didalam ruangan kamar dengan bau aroma obat-obatan menerpa penciumanku… rasa panik.. khawatir yang aku rasakan. Tanpa fikir panjang aku membawamu kerumah sakit… Hari satu tahun untuk hubungan kita, juga merupakan hari pertama aku mengetahui penyakit yang dideritamu. Ibumu yang memberitahuku. Dengarlah… semua menangis.. ibu.. keluargamu.. dan teman- teman yang pernah kau ceritakan ketidak peduliannya terhadapmu, ternyata mereka sangat menyayangi dan mengkhwatirkanmu.. mereke semua menangis… dengarlah din!! Tolong dengar… bangunlah.. kamu gadis kuat.. kamu mampu melewati semuanya….. Tuhan menakdirkan lain.. tuhan menginginkanmu disampingNya. Kamu pergi menuju surga. Aku akan ikhlas.. karna aku sangat menyayangimu. Aku dan orang yang menyayangimu akan ikhlas dengan kepergianmu… tuhan sayang kepadamu. Maka dari itu tuhan tidak ingin kamu terus-menerus merasakan rasa sakit setiap harinya, itulah penyebab tuhan memanggilmu.. Aku sangat menyayangi dan mencintaimu. Aku tidak akan pernah menyesal atas pertemusn kita.. kamu harus tau tidak akan pernah ada gadis sepertimu. Kamu tidak akan pernah tergantikan… Tunggulah aku disana din.. dirumah barumu yang begitu indah. Bahagyalah disana, rasa sayangku akan terus menyertaimu dimanapun kamu berada. Dan jangan lupa.. temui ibuku disurga.. kalian seperti anak kembar yang terpisahkan.. wajah,sifat,dan penyakit yang diderita kalian sama.. aku menyayangi kalian.. tunggu aku disana.. Surat cinta merupakan permintaan terakhirmu.. aku akan meletakan surat balasan ini dipemakamanmu… From : Rangga”